Menunda Waktu Dalam Beramal Adalah
Suatu Kebodohan
Artinya:
Penundaanmu akan semua amal (kebaikan) karena
menunggu adanya waktu luang, itu termasuk sangat bodoh jiwanya”.
Kesempatan
dan waktu luang tidak pernah datang untuk kedua kalinya. Karen itu selagi kita
punya kesempatan, maka hendaknya kta memanfaatkan kesempatan tersebut dengan
sebaik-baiknya untuk berbuat amal sholeh atau beramal kebajikan.
Di bawah
ini adalah beberapa hadits yang memerintahkan kepada kita untuk tidak membuang
atau menyia-nyiakan waktu dengan percuma:
1.
Terdapat dalam hadits riwayat Bukhori, yang
artinya:
“Dan Ibnu Umar berkata, “Rosululloh SAW
memegang pundakku kemudian berkata: Jadilah di dunia ini seakan-akan engkau
orang asing atau orang yang lewat di jalan. Dan Ibnu Umar berkata: Ketika
engkau berada di waktu sore maka janganlah kamu menanti pagi, dan ketika engkau
di waktu pagi, maka janganlah engkau menanti sore, dan pergunakanlah
kesehatanmu untuk sakitmu dan pergunakanlah hidupmu untuk matimu”.
2.
Tedapat dalam hadits riwayat Ibnu Majjah, yang
artinya:
“Dari Jabir bin Abdillah RA berkata: Berkhutbah
Rosululloh SAW, maka bersabda beliau: Wahai kalian manusia bertaubatlah kamu
kepada Allah sebelum kamu disibukkan oleh pekerjaan. Dan sambunglah antara kamu
dengan Tuhanmu dengan memperbanyak ingatmu kepada-Nya, dan perbanyaklah
shodaqoh dengan secara rahasia dan terang-terangan, niscaya kamu akan diberi
rizqi, ditolong dan diberi pahala”.
Dewasa
ini, telah banyak orang yang hidupnya selalu disibukkan oleh pekerjaan. Oleh
urusan-urusan dunia dan oleh kegiatan-kegiatan lain yang tidak bermafaat.
Ketahuilah kamu wahai orang-orang yang ingin mengenal Tuahannya, bahwa hal itu
adalah suatu kebodohan, suatu hal yang mencelakakan, karena bisa menutup
pandangan mata hati dari melihat kepada-Nya.
Di
samping itu masih ada hal-hal lain yang menyebabkan seseorang dikatakan bodoh.
Hal-hal tersebut antara lain:
1. Mendahulukan kepentingan dunia yang sifatnya
fana (sementara) dan mengesampingkan kepentingan akhirat, padahal kepentingan
di akhirat itulah merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Firman Allah dalam Al
Qur’an surat Al Isro’ ayat 18 – 19, yang artinya: “Barangsiapa menghendaki
kehidupan sekarang (duniawi) maka kami
segerakkan baginya di dunia itu apa yang kamim kehendaki bagi orang yang kami
kehendaki, dan kami tentukan baginya neraka jahannam. Ia akan memasukinya dalam
keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat
dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah orang mukmin,
maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik”.
2. Sibuk menumpuk kekayaan dan kemewahan dunia,
sehingga tidak mempunyai waktu untuk berbuat kebajikan dan berniat sholeh.
Mereka yang demikian itu diancam oleh Allah dengan neraka jahannam. Sebagaimana
firman-Nya dalam Al Qur’an surat At Takatsur ayat 1 – 8, yang artinya:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu). Dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu akan benar-benar melihat
neraka jahannam. Dan sungguh kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul
yaqin (dengan mata kepala kamu sendiri). Kemudian kamu pasti ditanya pada hari
itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”.
Dengan memperhatikan firman Allah SWT di atas,
maka hendaknya kita bersegera dalam beribadah kepada-Nya tanpa harus
membuang-buang waktu dengan percuma atau sebelum maut menjemput.