Ikhlas Adalah Merupakan Pokok Setiap Amal
Artinya:
“Beraneka ragam jenis amal yang nampak itu
adalah karena beraneka ragam keadaan yang datangnya dari dalam hati seseorang.
Beraneka ragam amal yang nampak itu merupakan kerangka yang tegak, sedang
ruhnya adalah wujudnya rahasia ikhlas yang ada di dalamnya”.
Setiap amal selalu
didahului dengan niat. Tanpa ada niat yang timbul dari hati, tak mungkin
seseorang melakukan sesuatu. Dan niat inilah yang menjadi tolak ukur dari
setiap amal perbuatan. Niat yang baik akan menghasilkan buah yang baik, begitu
pula sebaliknya.
Dalam sebuah Hadits
Riwayat Bukhori dan Muslim, disebutkan bahwa Rasululloh SAW bersabda,
“Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal adalah tergantung kepada niatnya,
dan teranggap bagi tiap orang apa yang ia niatkan. Maka siapa yang berhijrah
semata-mata taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu diterima oleh
Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrah karena mencari keuntungan dunia yang
dicarinya atau karena wanita yang akan dikawin, maka hijragnya terhenti pada
apa yang niatkan kepadanya”.
Demikianlah, bahwa
setiap amal adalah tergantung kepada niatnya dan buka kepada perbuatannya. Akan
tetapi walau demikian, niat yang tanpa disertai dengan keikhlasan, adalah
ibarat tubuh yang tak berjiwa. Jadi keduanya haruslah seiring dan sejalan,
tidak boleh dipisah-pisahkan.
Adapun ikhlas itu
sendiri, menurut Sayyid Sabiq adalah: “Menyengaja manusia dengan perkataannya,
amalnya dan jihadnya hanya karena Allah semata-mata, dan karena mengharap
keridlaan-Nya. Bukan karena mengharap harta, sanjungan, pangkat, kemasyhuran,
atau maju mundurnya, amalnya terangkat dari kekurangan-kekurangan dan terangkat
dari akhlak yang tercela dan dengan demikian ia mendapatkan kesenangan Allah”.
Berikut ini adalah
beberapa sabda Rasululloh SAW yang berkaitan dengan ikhlas:
- “Sesungguhnya Allah tidak akan melihat bentuk badan kita dan tidak pula melihat rupa-rupa kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati kalian”.
- “Manusia itu seluruhnya akan binasa, kecuali mereka yang beriman. Mereka yang beriman itu seluruhnya akan binasa, kecuali yang beramal. Dan mereka yang beramal seluruhnya akan binasa, kecuali mereka yang ikhlas”.
Allah Yang Maha
Bijaksana telah memberikan pelajaran bagi kita lewat binatang ternak. Betapa
Dia telah memisahkan susu dari bercampurnya tahi dan darah, padahal ketiga
macam benda tersebut sama-sama berada dalam satu tubuh (perut). Demikian juga
dengan keikhlasan yang menyertai amal kita, janganlah sampai bercampur dengan
pamrih-pamrih lain, seperti ingin dipuji, ingin disanjung dan sebagainya.
Berdasarkan
tingkatannya, ikhlas tersebut dibagi lagi menjadi tiga golongan:
- Keikhlasan Golongan Ibadah, Yakni mereka yang beramal hanya kepada Allah semata, agar amalannya tersebut dbalas oleh Allah dengan pahala (syurga) dan dihindarkan dari siksa api neraka.
- Keikhlasan Golongan Muhibbin, Yakni mereka yang beramal hanya semata-mata karena kecintaannya kepada Allah dan bukan untuk mendapatkan pahala atau supaya dihindarkan dari siksa api neraka.
- Keikhlasan Golongan Ma’rifat, Golongan ini berpendapat, bahwa jika mereka beramal, maka yang mendorong dan menggerakkan amalannya adalah Allah. Mereka sama sekali tidak mempunyai daya dan kekuatan sedikitpun untuk melakukan sesuatu kecuali karena pertolongan Allah.
Demikian penting arti
ikhlas kepada Allah, hingga Rabiah Al Adawiyah, seorang yang menyerahkan
seluruh hidup dan jiwa raganya kepada Allah, pernah berkata, “Aku lebih suka
masuk ke dalam neraka dengan ridlo-Nya, daripada masuk ke dalam syurga akan
tetapi mendapat laknat dari-Nya”.