Allah Berjanji Akan Mengabulkan
Doa Hambanya
“Terlambatnya masa pemberian Allah dimana engkau telah
bersungguh-sungguh dalam berdoa, itu janganlah menyebabkan engkau berputus asa
(dalam berdoa). Maka ketahuilah bahwa Allah itu telah menanggung kepadamu akan
mengabulkan semua doa terhadap apa yang Allah telah pilihkan untuk dirimu
(sendiri), dan pada waktu yang Dia kehendaki bukan pada waktu yang engkau
kehendaki”.
Berikut ini dalah beberapa firman Allah yang
berhubungan dengan do’a:
- Dalam Q. S. Al Baqoroh ayat 186, yang artinya: “Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permintaan orang yang berdo’a jika ia berdo’a kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka senantiasa berada dalam kebenaran”.
- Dalam Q. S. Al Mu’min ayat 60, yang artinya: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan aku kabulkan do’amu”.
Berdo’a adalah termasuk ibadah, dan itu juga
merupakan senjata orang mu’min. Dalam hal melakukan atau memerlukan apa saja,
hendaknya kita terlebih dahulu berdo’a agar apa yang kita inginkan itu dipenuhi
oleh Allah.
Namun hendaknya kita jangan berputus asa, jika
seandainya do’a yang kita panjatkan itu belum dikabulkan oleh Allah. Sesuai
dengan janji Allah, tak ada do’a yang tidak dikabulkan. Hal itu hanya soal
waktu saja. Sebab adakalanya do’a itu ada yang dipercepat pemenuhannya ada pula
yang diperlambat. Bahkan ada yang baru dipenuhi di alam akhirat nanti. Dan ini adalah
sebaik-baik waktu dipenuhinya do’a seseorang.
Seandainya saja orang yang berdo’a itu tahu dan
mengerti, bahwa do’a yang dipenuhi atau dikabulkan di akhirat itu lebih baik
daripada dikabulkan ketika di dunia, niscaya mereka akan berharap do’anya
dikabulkan di akhirat saja.
Sedikitpun kita tidak berkuasa memaksa Allah
agar segera memenuhi do’a kita. Soal cepat atau lambat, semua itu adalah
menurut kehendak Allah, bukan menurut kehendak kita. Dan kalau Allah mudah
berkehendak, siapa lagi yang akan mampu menghalangi atau mencegahnya? Tak ada
sesuatupun atau seseorangpun.
Sungguh kita harus bersyukur, bahwa apa yang
ditentukan Allah dan yang juga dipilihkan Allah adalah sebaik-baik ketentuan
dan juga sebaik-baik ketentuan. Walaupun terkadang kelihatannya tidak
mengenakkan, namun di balik itu terdapat hikmah yang pasti akan kita rasakan di
kemudian hari.
Perhatikan dan renungkan firman Allah yang
tersebuut dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 216 berikut ini:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal (sebenarnya) ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyenangi sesuatu, padahal (sebenarnya) ia
amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tia mengetahui”.
Juga dalam sebuah Hadits diterangkan, bahwa
pernah Rosulullah SAW bersabda: “Tiada seorangpun yang berdo’a melainkan Allah
pasti akan mengabulkan do’anya atau dihindarkan bahaya dari padanya atau
diampuni sebagian dosanya selama ia tidak berdo’a untuk sesuatu yang menjurus
kepada dosa atau untuk memutuskan hubungan sanak famili”.
Dalam sebuah Atsar jiga disebutkan: “Sesungguhnya
seorang hamba Allah berdo’a kepada Tuhannya Azza Wajalla, maka berkatalah Allah
kepada Malaikat-Nya: Perkenankanlah keinginan hamba-Ku itu, tetapi janganlah
diberikan segera. Tahan agak lama, karena aku sangat suka mendengarkan
do’anya”.
Memang sesuai dengan janji-Nya sendiri, bahwa
setiap do’a akan dikabulkan. Akan tetapi walau demikian terdapat
macam-macamnya:
- Do’a yang cepat dikabulkan. Misalnya, do’a orang yang teraniaya, karena tidak ada hijab (penghalang) antara orang yang teraniaya tersebut dengan Allah.
- Do’a yang lambat dikabulkan. Misalnya, do’a Nabi Nuh agar Allah menghancurkan kaum-Nya. Do’a ini baru dikabulkan setelah memakan waktu kurang lebih 40 tahun.
- Do’a yang sama sekali belum dikabulkan. Misalnya, sebagaimana tersebut dalam Hadits Riwayat Muslim, bahwasanya Rosulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik”. Dan sesungguhnya Allah telah memerintah orang-orang mukmin serupa dengan yang diperintahkan Rosul, maka Allah berfirman: “Wahai para Rosul; katakanlah dari segala sesuatu yang baik, dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik. Dan telah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami rizqikan kepadamu”. Kemudian beliau menceritakan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, berambut kusut penuh dengan debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berdo’a: “Wahai Tuhan, wahai Tuhan, sedangkan makannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana ia akan diterima permintaannya”.