“Sebagian dari tanda-tanda orang yang senantiasa membanggakan amal perbuatannya, berarti kurang mempunyai pengharapan terhadap rahmat Allah, tatkala terjadi kekhilafan pada dirinya”.
Sudah menjadi sunnatullah, bahawa manusia mempunyai sifat khilaf dan lupa. Walau bagaimanapun kepandaian seseorang, sekali waktu ia pasti berbuat khilaf dan lupa. Karena itu, sebagai makhluk yang lemah kita harus senantiasa memohon rahmat dan ampunan dari-Nya atas segala kekhilafan dan kesalahan kita, baik yang kita sengaja maupun yang tidak.
Apabila ada seseorang yang berbuat kekhilafan atau kesalahan, kemudian dia tidak mau memohon rahmat dan ampunan dari Allah, bahkan dia lalu menyombongkan diri atas amal perbuatannya, maka orang seperti inilah yang disebut sebagai kurang mempunyai pengharapan terhadap rahmat Allah padahal dalam Al Qur’an ayat 87 disebutkan, bahwa tiada berputus asa dari mengharap rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.
Tersebutlah beberapa kisah tentang kesombongan
makhluk Allah, baik dari kalangan bangsa manusia sendiri maupun dari bangsa
jin, yang dengan sombong tidak mau mengharap rahmat dari Allah dan hanya
menyombongkan amal perbuatan diri sendiri. Beberapa kisah tersebut antara lain:
1. Kisah
tentang Abu Lahab
(Tercantum
dalam Al Qur’an Surat Al Lahb ayat 1 - 5)
2. Kisah
tentang Qorun
(Tercantum
dalam Al Qur’an Surat Al Qoshosh ayat 78)
3. Kisah
tentang iblis
(Tercantum
dalam Al Qur’an Surat Al A’rof ayat 12 - 13)
Dari
beberapa kisah di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang menyombongkan
diri dan tidak mengharap rahmat dari Allah, sesungguhnya mereka telah
mencelakakan diri mereka sendiri, baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Adapun
tanda-tanda orang yang celaka, sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Ibnul
Qoyim Al-Jauzi, adalah sebagai berikut:
- Sesungguhnya semakin bertambah ilmunya, semakin bertambah pula kesombongan dan kecongkakannya.
- Setiap bertambah amalnya, semakin bertambah kebanggaannya dan memandang rendah orang lain, serta semakin bertambah prasangka baiknya terhadap diri sendiri.
- Semakin bertambah usianya, semakin bertambah rakus dan serakahnya kepada dunia.
- Semakin menumpuk harta dan kekayaannya, semakin bertambah bakhil dan kikirnya.
- Semakin meningkat derajat dan pangkatnya, semakin meningkat pula kesombongan dan keangkuhannya.